Kunjungan Kemenkes RI dalam Rangka Penilaian Kampus Sehat 2022

UGM menjadi salah satu dari 8 kampus yang divisitasi oleh Kemenkes dalam rangka penilaian program kampus 2022. Berlangsung selama dua hari, 28-29 September 2022, UGM kedatangan Tim Penilai Kampus Sehat dari Kemenkes sejumlah 7 orang dari Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Direktorat Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak, dan Direktorat Usia Produktif dan Lanjut. Dibuka pagi hari di Ruang Multimedia 2, Gedung Pusat UGM, acara dihadiri oleh Rektor UGM, jajaran Tim HPU UGM, dan Sekretariat HPU dari Direktorat SDM.

“Kita sudah menyadari sepenuhnya peran kampus untuk menciptakan Indonesia sehat karena kampus adalah tempat orang belajar dan bekerja sekaligus bersosialisasi dalam waktu yang lama. Dan kampus adalah tempat tumbuh kembangnya generasi muda. Tidak hanya penyembuhan tapi justru promosi ini penting untuk pembangunan nasional ke depan. Sehingga kampus menjadi tempat yang sehat dan inklusif sehingga ramah lingkungan, aman dan tangguh dari segala bentuk kekerasan,” papar Rektor UGM, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med., Ed., Sp.OG(K), Ph.D, dalam sambutannya.

Sesi berikutnya adalah Paparan Implementasi HPU di UGM yang diisi oleh Ketua Tim HPU UGM, yaitu Prof. Dra. Yayi Suryo Prabandari, M.Si., PhD dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan. Beliau menyampaikan bahwa program kampus sehat di UGM telah diinisiasi sejak 2018 di FK-KMK saat Bu Rektor masih menjadi Dekan. Setelah dilakukan survei, diketahui ternyata beberapa fakultas lain juga sudah memulai. Aktivitas fisik sudah lama terbentuk, ada budaya senam pagi setiap hari Jumat untuk tendik dan dosen di setiap fakultas. Dari sisi pendidikan, Depertaman Ilmu Kesehatan Masyarakat terutama prodi S2 peminatan Promosi Kesehatan menerjunkan mahasiswanya dalam kuliah lapangan mengembangkan HPU di Fakultas lain. Kemudian pada tahun 2022 ini, ada beberapa training/workshop untuk fakultas di antaranya pengembangan posbindu, menjadi responder pertama pencegahan dan penanganan kekerasan seksual, dan responder pertama masalah kesehatan mental.

Sesi berikutnya adalah penyampaian Teknis Penilaian Program Kampus Sehat oleh Dian Kurnia Rabbani, SKM, M.Epid, Koordinator Penilaian Kampus Sehat Kemenkes. Manfaat penilaian ini untuk kampus-kampus secara standar belum ada dan sedang diupayakan menjadi salah satu poin akreditasi perguruan tinggi, masih proses. Output penilaian ini adalah labeling dan stratifikasi (madya, dasar, utama). Sedangkan untuk Kemenkes, evaluasi ini akan menjadi masukan Kemenkes apakah program ini feasible untuk dilakukan, apakah akan ada penyempurnaan akan dilihat dari hasil penilaian ini dan optimalisasi apa lagi yang perlu dikembangkan.

“Kampus sehat merupakan upaya kami mengintegrasikan kesehatan ke dalam Perguruan Tinggi. Kami ingin mendekatkan layanan, karena kampus sibuk. Jadi dengan mendekati, kami ingin menjadikan kesehatan sebagai budaya sivitas,” papar beliau.

Menurutnya, ruang lingkup kampus sehat ditopang 3 pilar: kebijakan institusi, perubahan perilaku, dan pelayanan kesehatan. Banyak pola hidup sehat tidak butuh biaya, tapi perlu dukungan kebijakan, misalnya tentang konsumsi rapat dan aktivitas fisik. Mahasiswa kebanyakan cuma duduk belajar, misal tiap pergantian jam pelajaran, ada peregangan 2-3 menit dari dosen atau ketua kelas.

Sesi ini diakhiri dengan tanya-jawab. Dr. Slamet Riyadi, SKM, M.KKK dari Direktorat Usia Produktif dan Lanjut Kemenkes menanyakan terkait penerapan K3L di UGM. Dijawab oleh Arif Nurcahyo selaku Kepala PK4L sekaligus Wakil Ketua HPU bahwasanya, mahasiswa lebih terancam terkait K3 (Keamanan, Keselamatan, Kesehatan) daripada dosen dan tendik, karenanya, K3L sudah ada di setiap fakultas (terutama FMIPA dan Teknik) sehingga PK4L lebih koordinatif. Bu Rektor menambahkan bahwa UGM nantinya akan memiliki One Health System di bawah koordinasi Sekretaris Rektor, di mana Health Promoting University (HPU/Kampus Sehat) dan Safety Health Environment (SHE/K2L) bernaung di dalamnya.

Setelah ishoma, Tim HPU mengantar Kemenkes melakukan prosedur observasi dengan berkunjung ke empat tempat, berturut-turut yaitu Depo Pengolahan Sampah yang dikelola Direktorat Aset, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP), Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB), Gadjah Mada Medical Center (GMC), hingga terakhir berlabuh di Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK). 

Hari kedua sepenuhnya diisi dengan telaah dokumen dan wawancara dukungan Program Kampus Sehat terkait dengan indikator-indikator berikut:

  1. Tersedianya Kebijakan Internal yang Mendukung Kampus Sehat
  2. Menciptakan Lingkungan sehat, aman, dan lestari di Perguruan Tinggi
  3. Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (penyakit tidak menular, penyakit menular, dan kesehatan jiwa) di Perguruan Tinggi
  4. Menerapkan Pola Makan Sehat dengan Penerapan Gizi Seimbang
  5. Peningkatan Aktivitas Fisik di Perguruan Tinggi
  6. Penerapan Kawasan “Zero Tolerance” di Perguruan Tinggi

Selain telaah dokumen dan wawancara, perwakilan Pokja Aktivitas Fisik, dr. Rakhmat Ari Wibowo, M.Sc., mengantar Kemenkes melakukan observasi terkait fasilitas olahraga yang dimiliki oleh UGM, terutama yang dikelola oleh Direktorat Kemahasiwaan, yaitu Stadiun Pancasila, GOR UGM, lapangan baseball/softball, dan lapangan tenis.

Penulis: Vita

Leave A Comment

Your email address will not be published.

*