HPU UGM. Merokok merupakan suatu ancaman besar terhadap kesehatan manusia. World Health Organization (WHO) memperkirakan sekitar 5,4 juta orang meninggal setiap tahunnya akibat penyakit yang disebabkan rokok sebagai faktor risiko. Angka ini diperkirakan akan terus naik, terutama di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Menurut The Tobacco Atlas tahun 2016, Indonesia menempati peringkat pertama jumlah perokok di ASEAN.
Anggapan bahwa merokok berbahaya sebenarnya sudah sangat melekat di masyarakat, terutama setelah pemerintah gencar menerapkan bungkus rokok yang bergambar penyakit-penyakit yang dapat disebabkan oleh kandungan utama rokok yaitu nikotin dan tar. Nikotin adalah senyawa yang berperan atas peristiwa ketergantungan atau kecanduan rokok. Selain nikotin, pada rokok juga terdapat tar yang bersifat karsinogenik yaitu dapat memicu terjadinya kanker. Maka, selain menimbulkan kecanduan, rokok juga dapat mengakibatkan berbagai macam penyakit seperti adenocarcinoma atau kanker bronkus, kanker paru-paru, penyakit jantung koroner, gangguan pernapasan, dan masih banyak lagi. Merokok selama kehamilan dapat menyebabkan pertumbuhan janin lambat dan berat badan bayi yang lahir menjadi rendah.
Tidak hanya berbahaya bagi diri sendiri, merokok juga dapat merugikan orang disekitar kita. Hal ini karena di dalam asap rokok tekandung lebih dari 500 partikel gas berbahaya (tar dan nikotin) yang dapat menimbulkan kanker di berbagai organ. Meskipun telah banyak diketahui bahayanya, banyak dari perokok yang tidak dapat meninggalkan kebiasaanya. Kebanyakan dari mereka beralasan “merokok ataupun tidak, kematian seseorang sudah pasti datang dan telah ditakdirkan oleh Tuhan”, namun lebih banyak lagi yang telah mencoba meninggalkan rokok namun terasa sulit dan akhirnya kembali lagi merokok.
Bukan tanpa alasan meninggalkan rokok adalah sesuatu yang sulit terutama untuk para pencandu rokok karena berbagai upaya telah dilakukan untuk memfasilitasi upaya berhenti rokok. Selain merugikan diri sendiri, merokok juga dapat membahayakan orang lain di sekitar perokok tersebut. Tidak usah ragu dan jangan kembali menjadi pecandu rokok jika sudah berhasil berhenti dari kebiasaan merokok. Jangan sampai kita atau orang di sekitar kita menjadi korban meninggal akibat asap rokok.
Selamat Hari Tanpa Tembakau Sedunia! Salam sehat!
Kontributor : Pusat Informasi Obat Universitas Gadjah Mada