Arsip:

Berita

Mental yang Sehat Berangkat dari Keluarga

 

Kesehatan mental merupakan suatu hal yang penting untuk diperhatikan, karena dengan mental yang sehat seorang manusia dapat menjalankan hidup yang bahagia dan juga produktif di tengah masyarakat. Keluarga yang sehat dan harmonis sangat berperan dalam pembentukan mental seseorang. Begitu pun di lingkungan kampus, diperlukan kebijakan kesehatan mental untuk mendukung peningkatan literasi dan kesadaran mahasiswa dan pegawai terkait kesehatan mental dan menjembatani mereka atas kesenjangan pengetahuan dan praktik seputar kesehatan mental.

Hal itu mengemuka dalam yang Seminar yang bertajuk “Comprehensive Campus-based Mental Health System: Promoting Wellbeing for All” Jumat(11/10) di Grand Diamond Hotel Yogyakarta. Seminar yang diinisiasi Biro Pelayanan Kesehatan Terpadu (BPKT) UGM melalui Pokja Kesehatan Mental bekerja sama dengan Center for Public Mental Health (CPMH) Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada dan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menghadirkan beberapa narasumber dengan keahlian di bidang psikologi, diantaranya Direktur Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan RI dr. Imran Pambudi, MPHM, Profesor Emeritus dari Family Studies di University of Nebraska Dr. John DeFrain, beberapa peneliti dari CPMH UGM yakni Indrayanti, S.Psi., M.Si., Ph.D., Diana Setiyawati, S.Psi., MHSc., Ph.D., Psikolog, Restu Tri Handoyo, S.Psi., M.Psi., Ph.D., Psikolog, dan Dokter Spesialis Anak FK-KMK UGM dr. Ade Febrina Lestari, Sp.A (K).

Imran Pambudi menyampaikan bahwa terdapat 3 langkah yang perlu untuk dilakukan untuk melakukan implementasi kesehatan jiwa di lingkungan kampus UGM sebagai Health Promoting University. Pertama, program Edukasi Mahasiswa. Langkah ini diperlukan supaya mahasiswa lebih sadar dan tahu akan perubahan di kejiwaan mereka. “Langkah ini juga penting untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa untuk mencari bantuan ahli dalam menangani masalah kejiwaan mahasiswa,” katanya.

Kedua, pembuatan kebijakan kampus yang mendukung kesehatan mental mahasiswa dalam rangka meningkatkan literasi mahasiswa terkait kesehatan jiwa. “Kebijakan tersebut juga harus menurunkan stigma terkait masalah kesehatan jiwa dan mendorong mahasiswa untuk mencari bantuan dalam menangani masalah mental,” ujarnya.

Langkah terakhir yang dibutuhkan untuk implementasi kesehatan jiwa di lingkungan kampus adalah pengadaan fasilitas-fasilitas untuk penanganan masalah kejiwaan. Beberapa diantaranya adalah fasilitas konseling serta akses informasi terkait kesehatan jiwa, dan tidak lupa akses ke psikologi dan psikiatri. “Perguruan tinggi ini sebagai lingkungan pendidikan perlu membuat suatu lingkungan yang suportif dalam kesehatan jiwa mulai dari penyediaan akses informasi yang benar, layanan kesehatan jiwa berkualitas sampai dengan memberikan fasilitas yang mendukung peningkatan kesehatan jiwa bukan hanya mahasiswa tapi seluruh elemen yang berada di situ termasuk dosen dan juga kepada para pegawai-pegawai,” Ungkap Imran.

Sementara Dr. John DeFrain, menekankan akan pentingnya sebuah keluarga yang sehat dalam pembentukan mental seseorang. John menjelaskan bahwa dari berbagai kultur yang ia temui dalam risetnya, terdapat sebuah fenomena yang terjadi secara konsisten yakni fakta bahwa orang-orang yang mentalnya relatif baik atau normal biasanya tumbuh dengan didukung oleh keluarga yang kuat

Menurut John, keluarga-keluarga yang menghasilkan orang-orang yang sehat secara mental memiliki enam kualitas yaitu apresiasi terhadap satu sama lain, komunikasi positif, komitmen terhadap keluarga, menikmati waktu bersama, rasa kesejahteraan spiritual dan nilai yang sama, serta kemampuan untuk menghadapi tekanan dan krisis secara efektif.  “Di antara keluarga yang saling mencintai dan peduli, keluarga yang kuat dan kualitas yang membuat mereka kuat sangat mirip dari satu budaya ke budaya lainnya. Model Kekuatan Keluarga Internasional kami memiliki enam kualitas utama, penghargaan dan kasih sayang satu sama lain, komunikasi yang positif, komitmen terhadap keluarga, waktu bersama yang menyenangkan, rasa kesejahteraan spiritual dan nilai-nilai bersama, serta kemampuan untuk mengelola stres dan krisis secara efektif,” Ucap John

John juga menjelaskan bahwa hanya karena seseorang berasal dari keluarga disfungsional bukan berarti mereka tidak bisa menjadi seseorang yang secara mental sehat. John menjelaskan bahwa salah satu cara agar seseorang tersebut dapat menjadi orang yang sehat secara mental adalah dengan mencari teladan atau role model dari luar keluarga yang bisa menjadi contoh yang baik dalam berperilaku. “Kamu mungkin tidak memiliki role model di keluarga tempat kamu dibesarkan. Mungkin yang kamu lihat hanyalah kekerasan dan ketidakbahagiaan. Atau mungkin ada satu atau dua orang di keluarga tempat kamu dibesarkan yang cukup baik. Nah, kamu belajar dari mereka. Kamu belajar dari gurumu di sekolah. Kamu belajar dari orang-orang di komunitasmu. Jadi, mungkin kamu tidak memiliki role model  di keluargamu tapi kamu bisa menemukan role model untuk hidup positif dari orang lain yang ada di  luar keluarga,” Jelas John.

Selanjutnya Indrayanti, S.Psi., M.Si., Ph.D., menjelaskan mengenai pentingnya kesehatan mental di tempat kerja. Ia menyebutkan sebagian besar pekerja masih merasa bahwa problem mental yang sedang mereka hadapi tidaklah diakui. Banyak pekerja saat ini baik dari gen z maupun milenial adalah ketakutan bahwa mereka akan ditolak karena silang pendapat dengan atasan “Kita merasa ada tujuan.  Kita jadi bimbang, ketika kita ditolak untuk terlibat di dalam sebuah proyek karena beda prinsip. Menurut saya begini, menurut pimpinan begini, akhirnya gak cocok, terus kemudian ditolak,” katanya.

Menurut Indrayanti, penyelesaian dari masalah-masalah ini dapat dilaksanakan dengan melakukan beberapa langkah penyelesaian sistemik, karena masalah ini sudah menjadi sesuatu hal yang sistemik, dan harus diselesaikan secara sistemik. Ada strategi formal dan informal yang dapat dilakukan untuk menciptakan workplace wellbeing. Strategi formal dapat dilakukan dengan membangun budaya kesehatan mental inklusi, melakukan pencegahan proaktif, mendorong semua orang untuk memiliki kepedulian terhadap kesehatan mental dan menyelenggarakan employee assistance program.  Sedangkan untuk strategi informal dapat dilaksanakan dengan pembuatan safe space untuk pegawai, inisiatif peer-to-peer, ambil tanggung jawab sendiri, serta mengadakan dukungan eksternal dan aksi solidaritas. “Workplace Wellbeing bukan sekedar program, ia adalah perjalanan kolektif komitmen bersama, tanggung jawab kita bersama untuk membangun ruang kerja yang sehat dengan prinsip empati dan dukungan dalam setiap keputusan,” katanya.

Penulis : Hanif

Editor : Gusti Grehenson

Foto : Donnie

repost from https://ugm.ac.id/id/berita/mental-yang-sehat-berangkat-dari-keluarga/

Perdana Posbindu PTM Kantor Pusat UGM pada Dies Natalis Perpustakaan dan Arsip

Dalam rangka Dies Natalis Perpustakaan dan Arsip ke-30, salah satu kegiatan untuk memeriahkan peringatan tersebut adalah Posbindu PTM. Sebagai bagian dari lingkungan Kantor Pusat Universitas, Posbindu yang diselenggarakan oleh Perpustakaan dan Arsip ini sekaligus menandakan kegiatan perdana bagi Kader Posbindu Kantor Pusat yang sebelumnya telah mengikuti pelatihan pada Agustus 2023 lalu (tautan berita). Posbindu perdana ini diselenggarakan pada Jumat, 28 Juni 2024 dengan sasaran pegawai Perpustakaan dan Arsip yang berjumlah kurang lebih 100 orang.

Terlebih dahulu kegiatan Posbindu PTM dibuka oleh sambutan-sambutan dari Arif Surachman, SIP., M.B.A. selaku Kepala Perpustakaan dan Arsip; Prof. Dra. Yayi Suryo Prabandari, M.Si., Ph.D selaku Ketua HPU UGM; dan sambutan dari Prof. Dr. Wening Udasmoro, S.S., M.Hum., DEA selaku Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Pengajaran UGM.

“Aspek kesehatan menjadi aspek yang penting jadi mohon nanti digiatkan kembali dan mohon ada promosi yang kuat bahwa ada kegiatan tersebut,” pesan Prof. Wening pada kata sambutannya. Aspek kesehatan yang diprioritaskan dalam kegiatan ini selain untuk mendukung SDGs poin 3 juga untuk menggalakkan kegiatan-kegiatan positif dan bermanfaat bagi sivitas akademika UGM.

“Saya selaku ketua HPU merasa senang bahwa posbindu ini sudah cukup banyak (terlaksana) di beberapa fakultas kemudian di beberapa unit termasuk perpustakaan. Mohon (kegiatan seperti ini) dilanjutkan. Harapannya, kegiatan ini akan membuat membuat masyarakat kampus sehat dan terus sehat hingga di akhir masa jabatannya,” tutur Prof. Yayi selaku ketua HPU pada sambutannya.

Kegiatan Posbindu ini dibantu oleh Tim Simkes FKKMK UGM yang memandu digitalisasi rekam medis peserta serta tenaga kesehatan dari Gadjah Mada Medical Center untuk konseling kesehatan, gizi, dan psikologi. Tujuan diadakannya kegiatan ini adalah untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas civitas kampus. Upaya ini sebagai bentuk peningkatan perilaku sehat dari dosen, staf kependidikan, dan mahasiswa sehingga bisa menjadi lebih produktif dan berkualitas. Sejalan dengan SDGs poin 3: Good Health and Well-being, kegiatan ini diharapkan dapat menyehatkan seluruh masyarakat kampus agar senantiasa terjaga kesehatannya.

Upaya peningkatan kesadaran kesehatan di lingkungan kampus tersebut juga turut mendukung pelaksanaan SDGs poin 4 Pendidikan Bermutu. Hal ini juga berkaitan dengan pendidikan sebagai kader posbindu. SDG 4 bertujuan untuk menjamin pendidikan yang inklusif dan merata serta meningkatkan kesempatan belajar sepanjang hayat bagi semua. Melalui pelatihan ini, UGM tidak hanya meningkatkan kapasitas individu dalam menangani penyakit tidak menular, tetapi juga memastikan bahwa sivitas akademika mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menjaga kesehatan diri dan lingkungan kampus. Dengan memberikan edukasi kesehatan yang komprehensif, para kader Posbindu menjadi agen perubahan yang mampu mempromosikan gaya hidup sehat dan pencegahan penyakit di antara rekan-rekan mereka. Inisiatif ini memperkuat komitmen UGM terhadap pendidikan yang berkelanjutan dan inklusif, sekaligus mendukung terciptanya komunitas kampus yang lebih sehat dan berpengetahuan. Dalam pelaksanaan Posbindu ini, beberapa pegawai Perpustakaan dan Arsip juga menjadi tertarik untuk menjadi kader.

Kegiatan diakhiri dengan pemeriksaan kesehatan sesuai rangkaian kegiatan HPU secara tertib hingga selesai. Adanya kegiatan ini diharapkan dapat menjadi suatu gebrakan positif untuk terus meningkatkan dan menjaga kesehatan di lingkungan Kantor Pusat Universitas pada khususnya.

Kontributor: Nisa Asfiya Husna
Penulis: Vita Almira

Menjaga Semangat Ujian Akhir dengan Sarapan Gratis dari Fakultas

Sarapan pagi merupakan salah satu hal terpenting yang sering kali diabaikan oleh banyak mahasiswa. Padahal, penelitian menunjukkan bahwa sarapan yang sehat dapat meningkatkan konsentrasi, daya ingat, dan energi. Terlebih lagi pada musim ujian, banyak dari mereka yang belajar hingga larut malam bahkan subuh. Tidur hanya sebentar dan begitu bangun, jangankan berpikir untuk sarapan, sarapan harus dimasak atau dibeli dulu. Jadi, bagi mahasiswa ngekos yang sarapannya tidak disiapkan orang tua, mana sempat! Keburu telat!

dok. FMIPA (2023)

Melewatkan sarapan berlaku bagi mahasiswa yang memiliki jam kuliah atau jam ujian di jam pertama (pukul 07.00-09.30) akibat pendeknya waktu tidur tadi. Dan jika jam ujian berikutnya tidak ada jeda, bisa-bisa sampai siang menjelang, mereka belum makan sama sekali. Melihat fenomena tersebut, sejumlah fakultas menyediakan sarapan gratis bagi mahasiswanya selama musim ujian, baik UTS maupun UAS. Terpantau hingga pelaksanaan UAS semester genap TA 2023/2024 saat berita ini ditulis, fakultas yang telah menyediakan sarapan gratis selama ujian adalah Biologi, Ekonomika dan Bisnis, Farmasi, Geografi, Hukum, Ilmu Budaya, Isipol, MIPA, Kedokteran Hewan, Pertanian, dan Sekolah Vokasi. Fisipol bahkan telah memulai program sarapan gratis sejak tahun 2017! Selain sarapan saat ujian, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan  rutin menyediakan sarapan gratis sebulan sekali dengan program yang dinamai “Angkringan 8888” sejak 2023 lalu. Menu yang disediakan bervariasi dan tentunya sehat.

Program sarapan gratis ini telah menerima respon positif dari mahasiswa. Irna, mahasiswa Fakultas Hukum semester 4 asal Blitar, cerita, “Sangat senang sekali karena kalau ujian, malamnya bisa sampai tidak tidur dan bangun mendekati jam ujian sehingga tidak sarapan. Jadi ini sangat membantu. Lauk yang aku dapat hari ini ada ayam sambel goreng dan sayur buncis.” Fakultas Hukum sendiri telah menjalankan program ini sejak TA 2018/2019.

Sementara itu, Fakultas Ilmu Budaya baru meluncurkan program yang dinamai SIBUYA (Sarapan Ilmu Budaya)  pada 19 Juni 2024 lalu.   Ulin, mahasiswa semester 2 prodi Bahasa dan Sastra Jawa asal Blitar, mengatakan, “Terbantu banget dengan adanya sarapan gratis, bisa menghemat ongkos makan juga. Tadi pagi ada ayam goreng dengan lalapan. Sayangnya cepet banget habis.” Fakultas Ilmu Budaya menyediakan 200 porsi sarapan setiap harinya untuk semua angkatan.

dok. FEB (2024)

Dengan menyediakan sarapan gratis, tentu UGM berharap dapat memberikan dorongan semangat (mood booster) dan dukungan moral yang sangat dibutuhkan di masa-masa stres seperti masa ujian. Program ini adalah komitmen UGM dalam mendukung kesejahteraan (wellbeing) mahasiswa dan mewujudkan kampus sehat atau health promoting university. Program sarapan gratis ini juga sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) yang dicanangkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa. SDG 2 bertujuan mengakhiri kelaparan dan memastikan akses ke pangan yang aman, bergizi, dan cukup sepanjang tahun. SDG 3 berfokus pada menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan untuk semua.

Penulis: Vita

Peluncuran Posbindu “SEBAYA” (Sehat dan Berbudaya) Fakultas Ilmu Budaya UGM

SDG 3: Good Health and Well-being | SDG 11: Sustainable Cities and Communities

Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM) merupakan salah satu upaya kesehatan berbasis masyarakat yang bersifat promotif dan preventif dalam rangka deteksi dini dan pemantauan faktor risiko PTM yang dilaksanakan secara terpadu, rutin dan periodik. Kegiatan Posbindu PTM pada dasarnya merupakan kegiatan milik masyarakat yang dilaksanakan sepenuhnya dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat, salah satunya adalah masyarakat di lingkungan akademik Perguruan Tinggi. Fakultas Ilmu Budaya UGM mengambil peran dalam  pelayanan kesehatan salah satunya adalah pembentukan Posbindu PTM. Bertepatan dengan Dies Natalis ke-78 FIB UGM, Sabtu, 2 Maret 2024, dilaksanakan Launching Posbindu oleh Dekan Fakultas Ilmu Budaya UGM dengan nama Posbindu “SEBAYA” (Sehat dan Berbudaya).

Tujuan utama kegiatan Posbindu PTM untuk meningkatkan peran serta lembaga dalam pencegahan dan penemuan dini faktor risiko PTM khususnya bagi civitas akademika FIB UGM. Rangkaian kegiatan  yang dilaksanakan yaitu:

  1. Sosialisasi Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM
  2. Sosialisasi Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas)
  3. Pemeriksaan Kesehatan Karyawan (Cek Kolesterol, Gula Darah, Asam Urat)
  4. Konsultasi Kesehatan

Mari menuju masa muda sehat, hari tua nikmat tanpa PTM dengan perilaku CERDIK (Cek kesehatan secara rutin, Enyahkan asap rokok, Rajin beraktivitas, Diet seimbang, Istirahat cukup dan Kelola stress)!

Repost from: https://fib.ugm.ac.id/2024/04/launching-posbindu-sebaya-sehat-dan-berbudaya-fakultas-ilmu-budaya-ugm.html

Fakultas Psikologi Perdana Gelar Pemeriksaan Kesehatan Gratis

Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk pertama kalinya menggelar kegiatan Pos Binaan Terpadu (Posbindu) bekerja sama dengan Gadjah Mada Medical Center (GMC), Jumat (22/3). Acara yang dilansungkan di Hall D Fakultas Psikologi ini menyediakan pemeriksaan kesehatan gratis bagi dosen, tenaga kependidikan, dan tenaga outsource.

Posbindu bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pemantauan kesehatan secara berkala. Pemeriksaan kesehatan yang disediakan mencakup cek fisik serta pemeriksaan darah untuk mengukur kadar gula darah, asam urat, dan kolesterol.

Dr. Sumaryono, M.Si., Psikolog, Wakil Dekan Bidang Keuangan, Aset, dan Sumber Daya Manusia, Fakultas Psikologi UGM, menyampaikan bahwa posbindu ini merupakan upaya Fakultas Psikologi UGM untuk meningkatkan kualitas hidup dan memastikan kesehatan civitas.

“Paling tidak dengan melakukan Posbindu ini, kita masing-masing bisa mendapatkan semacam warning, alarm bahwa apa yang harus dikelola, apa yang harus diantisipasi di dalam kesehatan kita masing-masing,” ungkapnya.

Posbindu direncanakan akan dilaksanakan secara rutin sebanyak tiga kali dalam setahun. “Ini kali pertama, dan semoga ada kader-kader dari fakultas untuk bisa membantu proses pemeriksaan itu. Kali ini mungkin masih di tenaga kependidikan, kemudian dosen dan outsource. Kalau nanti memungkinkan, ya bisa jadi perluas bagi siapa saja yang mau ikut,” tambahnya.

Kegiatan perdana ini disambut dengan antusiasme tinggi dari peserta, meskipun dengan kuota terbatas. Peserta yang hadir mengapresiasi layanan kesehatan yang diberikan dan menyambut baik inisiatif ini.

“Senang dengan adanya program Posbindu ini, semoga kedepannya program Posbindu bisa diadakan rutin paling tidak sebulan sekali atau dua bulan sekali. Saya juga merasa senang karena hasil cek tadi bagus,” ujar Ekky, salah satu peserta.

Hal serupa juga diungkapkan oleh Ari, “Harapannya kedepan untuk program Posbindu dapat dilanjutkan paling tidak enam bulan atau tiga bulan sekali.”

Posbindu Fakultas Psikologi UGM diharapkan dapat menjadi salah satu upaya konkrit dalam mendorong pola hidup sehat dan meningkatkan kualitas hidup bagi seluruh civitas.

 

Penulis: Erna
Foto: Edwin

Repost: https://psikologi.ugm.ac.id/fakultas-psikologi-perdana-gelar-pemeriksaan-kesehatan-gratis/

Mengelola Stress melalui Origami, Sekolah Vokasi Meluncurkan Peer Counselor

Yogyakarta – Kamis (30/11) Sekolah Vokasi UGM mengadakan acara Talkshow dengan topik Self Development yang kedua kalinya untuk mahasiswa dari berbagai program studi yang ada di Sekolah Vokasi UGM dan beberapa merupakan mahasiswa PMM (Pertukaran Mahasiswa Merdeka). Talkshow ini merupakan salah satu upaya menciptakan lingkungan kampus yang berempati dan menyediakan  edukasi terkait kesehatan mental bagi mahasiswa Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada. Sebelumnya, acara yang sama diselenggarakan pada Kamis, 9 November 2023 dengan peserta 150 orang. Peserta pada acara kedua berjumlah 100 orang. Acara bertempat di Ballroom gedung Teaching Industry Learning Center (TILC).

Acara ini diawali dengan sambutan oleh M. Sulaiman Arrosyid, S.Fil., MBA. sebagai Koordinator Bidang Akademik dan Kemahasiswaan dan dilanjutkan dengan sharing session oleh mahasiswa. Mereka menceritakan terkait dengan permasalahan selama kuliah dan pengalaman mereka terkait dengan manajemen stres. Tiga mahasiswa dari sekolah vokasi UGM memaparkan terkait dengan kisah yang mereka alami  kemudian mereka menceritakan salah satu pengalaman mereka dimana salah satu bercerita terkait dengan bagaimana dia mengelola stres ketika kalah saat berlomba taekwondo.

Acara dilanjutkan dengan pemaparan materi manajemen stress oleh Lucia Peppy Novianti, M.Psi dan dimoderatori oleh Bestiane Younisha K., S.Psi.

“Tubuh tidak dapat berbohong. Sebagai contoh bila kita kecapean, tubuh kita akan sakit ” jelas  beliau. “Stres atau kecemasan dapat terjadi karena adanya pemicu dari dalam diri dan pemicu dari luar diri.”

Sedangkan dalam pengelolaan stres terdapat alur untuk mengelolanya, Lucia Peppy menjelaskan bahwa dalam alur pengelolaan stres yang pertama yaitu mengidentifikasi kondisi stres, mengenali kebutuhan diri, memahami kekuatan dan memilih strategi pengelolaan yang sesuai kebutuhan.

Rangkaian acara selanjutnya yaitu Peluncuran Peer Counselor yang diresmikan oleh  Dr. Leo Indra Wardhana, S.E., M.Sc., CFP. selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan.

“Pemilihan topik kali ini yaitu manajemen stres karena mahasiswa dapat melakukan hal yang tidak diinginkan yang disebabkan oleh  stres yang tidak dapat dikelola dengan baik”, ujar beliau. “Stres itu diperlukan karena stres dapat membuat kita menjadi kuat dan tanpa stres kita dapat menjadi lemah.”

Sesi terakhir adalah melipat origami sebagai salah satu bentuk mengelola stres. Peserta yang hadir dipandu oleh MC untuk melipat origami menjadi bentuk hati. Peserta juga diminta untuk menuliskan pesan di kertas origami yang telah dibentuk. Salah satu peserta menyampaikan pesan yang dia tulis kepada semua mahasiswa yang akan menjalankan ujian akhir semester untuk tetap semangat dan dilancarkan ujiannya.

Self-Develepment Talkshow diharapkan menjadi sarana untuk menyalurkan pengetahuan dan informasi yang relevan tentang pentingnya mengelola stres yang baik, menjaga kesehatan mental serta dapat membantu mahasiswa dalam mencapai impian mereka.

Penulis: Novita Widhi Astuti, Fatma Nia Ervrina

Editor: HPU UGM

Repost from SV UGM Website

Cegah dan Deteksi Dini Faktor Risiko PTM, HPU Fakultas Pertanian UGM Gelar Posbindu

Pos Pembinaan Terpadu untuk Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM) merupakan salah satu program Tim Health Promoting University (HPU) Fakultas Pertanian UGM. Program yang telah dilaksanakan pada Jumat, 3 November 2023 di lingkungan kampus ini memiliki tujuan sebagai pencegahan dan penemuan dini faktor risiko PTM.

Peserta Posbindu PTM berjumlah 50 orang terdiri atas dosen dan tenaga kependidikan. Setiap peserta memulai pemeriksaan dengan pengisian biodata lengkap pada KMS (bagi yang belum), dilanjutkan wawancara faktor risiko penyakit tidak menular pada diri sendiri dan keluarga, kemudian dilakukan pencatatan tinggi badan, berat badan, lingkar perut, dan tensi darah. Secara bergantian, tiap peserta juga mendapatkan kesempatan untuk melakukan uji gula darah sewaktu, kolesterol, serta asam urat.

“Program Posbindu PTM ini harapannya bisa kita lakukan secara berkala agar seluruh dosen dan tenaga kependidikan bisa memiliki hak yang sama dalam pengecekan kesehatan,” ujar Dr. Desy Putri Handayani, S.Pi., selaku Ketua HPU Fakultas Pertanian UGM.

Program Posbindu PTM menunjukkan upaya nyata dari Fakultas Pertanian UGM untuk mendukung tercapainya tujuan SDGs di bidang kesehatan, yaitu tujuan nomor 3, “Kehidupan Sehat dan Sejahtera”. Penyakit tidak menular (PTM) menjadi salah satu masalah kesehatan yang perlu diperhatikan agar dapat mendukung jaminan hidup sehat dan kesejahteraan bagi semua orang di segala usia. Selain itu, program Posbindu PTM ini melibatkan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) UGM sebagai mitra, sehingga menunjukkan komitmen fakultas untuk mendukung tercapainya tujuan nomor 17 pada SDGs, yaitu “Kemitraan untuk Mencapai Tujuan”.

Penulis: Hanita Athasari Zain

Dokumentasi: Media Faperta

Repost from: https://web.faperta.ugm.ac.id/cegah-dan-deteksi-dini-faktor-risiko-ptm-hpu-fakultas-pertanian-ugm-gelar-posbindu/

Mengenal Lebih Jauh mengenai Kanker pada Organ Reproduksi Wanita

Kesehatan seksual dan reproduksi adalah bagian penting dari Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals – SDGs), dan salah satu target kunci yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa adalah SDG 3.7, yang menyatakan:

“By 2030, ensure universal access to sexual and reproductive health care services, including for family planning, information and education, and the integration of reproductive health into national strategies and programmes.”

Dalam upaya meningkatkan kesadaran dan memberikan wawasan tentang kesehatan reproduksi, Pokja Kesehatan Reproduksi HPU UGM dengan bangga menghadirkan webinar yang diselenggarakan pada Rabu, 25 Oktober 2023, pukul 10.00-12.00. Acara ini mengulas berbagai aspek penyakit pada organ reproduksi wanita dengan narasumber Dr. dr. Eugenius Phyowai Ganap, Sp.OG(K)., seorang dokter spesialis obstetri dan ginekologi yang memiliki pengetahuan mendalam dalam bidang organ reproduksi wanita. Acara dimoderatori oleh Elsi Dwi Hapsari, S.Kep., M.Sc., D.S, seorang perawat yang juga seorang peneliti dan pendidik di bidang kesehatan reproduksi.

Acara dibuka oleh Ketua HPU UGM, Prof. Dra. Yayi Suryo Prabandari, M.Si., Ph.D., dilanjutkan  oleh Ketua Pokja Kesehatan Reproduksi HPU UGM, Widyawati, S.Kep., M.Kes., Ph.D. Beliau memperkenalkan Kesehatan Reproduksi sebagai area tematik tambahan dalam Kelompok Kerja yang dibentuk pada 2022, dari semula 7 (tujuh) menjadi 8 (delapan). “Kesehatan reproduksi sangat erat dengan keseharian kita. Wanita mengalami periode mulai dari menstruasi pertama, usia produktif, hingga menophause sehingga penting bagi kita untuk memahaminya,” tutur Prof Yayi.

Dokter Phyo menjelaskan terkait organ reproduksi wanita, kemudian faktor resiko, dan cara untuk deteksi dini yang perlu dilakukan untuk mengetahui kesehatan organ reproduksi wanita seperti kita dapat melakukan pap smears dan IVA Test. Selain itu beliau juga menjelaskan terkait kanker di area organ reproduksi wanita serta perbedaan antara kista, myoma, dan kanker serviks. Setelah sesi beliau, peserta aktif memberikan pertanyaan, salah satu pertanyaan tersebut adalah apakah IVA Test bisa dibiayai BPJS seperti pap smears. Terkait hal ini, UGM memfasilitasi untuk IVA Test di Gama Medical Center secara gratis.

“Setia pada pasangan merupakan adalah salah satu kunci pencegahan kanker leher rahim, setuju?” tanya dokter Phyo kepada peserta. Peserta sontak menjawab “Setuju” secara serempak.

Selain pembahasan kanker organ reproduksi wanita, acara ini juga menampilkan hasil survei kesehatan reproduksi yang telah dilakukan oleh UGM. Survei ini bertujuan untuk mengumpulkan data yang relevan dan bermanfaat untuk meningkatkan pemahaman tentang kesehatan reproduksi di lingkungan kampus. Acara ini juga memberikan kesempatan bagi dosen dan tenaga kependidikan UGM untuk memahami temuan survei dan bagaimana hal ini dapat berdampak pada kesehatan reproduksi mereka. Sesi tersebut dibawakan oleh Dr. dr. Prima Dhewi Ratrikaningtyas, M.Biotech.

Penulis: Vita dan Dita

Peningkatan Kapasitas Petugas Keamanan UGM Residence dalam Menjaga Kesehatan Mental Mahasiswa Penghuni Asrama

Petugas kemananan (security) merupakan salah satu unsur pengelola yang memegang peran penting dalam pendampingan kesehatan mental mahasiswa penghuni asrama. Oleh karena itu  Manajemen UGM Residence melakukan upaya dengan mengadakan pelatihan untuk memberikan edukasi kepada petugas keamanan UGM Residence guna meningkatkan kapasitas dalam menjaga kesehatan mental. Kegiatan  dilaksanakan pada hari Jumat, 29 September 2023 dengan narasumber atau pemateri dari Wijayanti, S.I.P., M.Sc. selaku Manajer Utama UGM Residence.

Dalam materinya, Wijayanti menyampaikan posisi petugas keamanan 24 jam berada di lingkungan asrama menjadi garda depan dalam pelayanan dan juga merupakan bagian sistem pengamanan bagi mahasiswa, termasuk dalam permasalahan kesehatan mental. Tentunya dengan bekal pengalaman dan profesionalitas kerja yang baik petugas keamanan bisa memberikan rasa aman dan nyaman bagi mahasiswa penghuni asrama, serta tidak menjadi sumber masalah kesehatan mental. Dengan pelatihan ini diharapkan petugas keamanan memahami terkait kesehatan mental, memahami langkah-langkah pertolongan, cermat dalam melihat situasi khususnya situasi gawat darurat, dan mampu melakukan praktik konseling dasar.

Disampaikan oleh narasumber tujuan dari konseling dasar adalah untuk menenangkan konseli, mencari sebab permasalahan, dan jika diperlukan memberikan rujukan penanganan lebih lanjut  (akses ke pihak terkait, akses perawatan medis, akses informasi yang tersedia dan lain-lain yang dibutuhkan segera). Ketika menjadi konselor petugas keamanan harus mampu menjadi pendengar yang baik dan bisa memberikan rasa tenang. Dalam menghadapi situasi kedaruratan petugas keamanan harus memahami dan menjalankan sesuai prosedur. Semua orang yang punya kemampuan untuk memberikan dukungan dan bantuan pada permasalahan kesehatan mental berbekal dengan naluri, penalaran dan pengalaman.

Kegiatan pelatihan ini dipungkasi dengan melakukan praktik konseling. Setelah praktik, dilakukan evaluasi oleh sesama peserta dan narasumber untuk pelaksanaan konseling yang lebih baik.

Repost from: https://residence.ugm.ac.id/2023/10/30/kegiatan-pelatihan-peningkatan-kapasitas-petugas-keamanan-ugm-residence-dalam-menjaga-kesehatan-mental/

Pelatihan Anti-Toxic Relationship bagi Mahasiswa:  Membangun Hubungan yang Sehat dan Bermakna

[27/09/23, Yogyakarta] – Mahasiswa adalah salah satu kelompok yang rentan terhadap hubungan toksik yang dapat berdampak buruk pada kesejahteraan mereka. Perguruan tinggi   sebagai lingkungan tempat mahasiswa menjalani fase perkembangan penting memiliki peran yang signifikan dalam membentuk pandangan, perilaku, dan keterampilan mahasiswa dalam mengelola hubungan dengan sesama. Hubungan toksik dapat berdampak serius pada kesejahteraan mental, emosional, dan fisik mahasiswa, yang pada gilirannya dapat mengganggu prestasi akademik dan pengembangan diri. Masalah ini perlu diakui dan ditangani secara serius oleh lembaga pendidikan demi menciptakan lingkungan kampus yang sehat dan mendukung. 

Untuk mengatasi masalah ini; Universitas Gadjah Mada, melalui kerja sama antara Direktorat Kemahasiswaan, Tim Health Promoting University, dan Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual dengan bangga mengumumkan pelaksanaan “Pelatihan Anti-Toxic Relationship bagi Mahasiswa.” Kegiatan ini diselenggarakan dalam 4 (empat) batch, mengingat kegiatan ini terbuka bagi seluruh mahasiswa berbagai jenjang. Batch pertama diselenggarakan pada Rabu, 27 September 2023 di ruang Seminar Timur, Gedung BF, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

Pelatihan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih baik tentang hubungan toksik dan bagaimana menghindarinya serta bagaimana membangun hubungan dan komunikasi yang sehat dan bermakna di lingkungan kampus, termasuk bijak dalam bermedia sosial. Dalam pelatihan ini, terdapat sesi untuk peserta melakukan asesmen diri psikologi untuk mengetahui apakah saat ini telah memiliki hubungan yang sehat atau justru toksik dengan seseorang tanpa disadari, baik itu teman maupun pasangan. Peserta juga akan diberikan akses kepada sumber daya dan dukungan yang dapat membantu mereka dalam membangun hubungan yang sehat, termasuk konseling dan layanan kesehatan mental di kampus.

Adapun tim yang membuat materi adalah:

1. Definisi, Konsep, dan Variasi Hubungan Toksik oleh 

  • Sri Wiyanti Eddyono, S.H., L.LM., (HR), Ph.D. (Fakultas Hukum)
  • Dr. Dewi Haryani Susilastuti (Sekolah Pascasarjana)

2. Bijak dalam Bermedia Sosial oleh

  • Ratna Noviani, S.IP., M.Si., Ph.D.(Sekolah Pascasarjana)
  • Elok Santi Jesica, M.A. (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik)
  • Mashita Phitaloka Fandia Purwaningtyas, M.A. (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik)

3. Dampak dan Pencegahan Hubungan Toksik oleh

  • Prof. Dra. Yayi Suryo Prabandari, M.Si., Ph.D. (Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan)
  • Restu Tri Handoyo, S. Psi., M.Psi., Ph.D., Psikolog (Fakultas Psikologi)
  • dr. Bagas Suryo Bintoro, Ph.D. (Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan)

4.Asesmen Diri dalam Hubungan Tidak Sehat oleh Center of Public Mental Health Fakultas Psikologi

5. Fasilitas Support System dari UGM oleh

  • Desi Yulianti, S.E., M.Acc. (Direktorat Kemahasiswaan)
  • Harto Gunarto, S.T. (Direktorat Kemahasiswaan)
  • Dr. Supriyati, S.Sos., M.Kes (Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan)

UGM memprioritaskan kesejahteraan mahasiswa dan menyediakan sumber daya untuk membantu mereka dalam perjalanan mereka; mempersiapkan mereka tidak hanya dalam aspek akademik, tetapi juga dalam aspek personal dan interpersonal yang membentuk individu berkualitas. Peserta pelatihan tiba dengan penuh semangat dan keinginan untuk memahami lebih dalam tentang hubungan yang sehat dan toksik.

“Acaranya baguss banget.. dan saya pribadi sangat dapet pencerahan terkait toxic relationship yg saya alami,” ungkap Nur Laili, mahasiswa jenjang sarjana dari fakulas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam angkatan 2019.

Dengan pelatihan ini, diharapkan dapat mendorong para mahasiswa untuk mengambil langkah proaktif dalam memahami pentingnya hubungan yang sehat dalam kehidupan mereka.

Penulis: Vita