Pelatihan Anti-Toxic Relationship bagi Mahasiswa:  Membangun Hubungan yang Sehat dan Bermakna

[27/09/23, Yogyakarta] – Mahasiswa adalah salah satu kelompok yang rentan terhadap hubungan toksik yang dapat berdampak buruk pada kesejahteraan mereka. Perguruan tinggi   sebagai lingkungan tempat mahasiswa menjalani fase perkembangan penting memiliki peran yang signifikan dalam membentuk pandangan, perilaku, dan keterampilan mahasiswa dalam mengelola hubungan dengan sesama. Hubungan toksik dapat berdampak serius pada kesejahteraan mental, emosional, dan fisik mahasiswa, yang pada gilirannya dapat mengganggu prestasi akademik dan pengembangan diri. Masalah ini perlu diakui dan ditangani secara serius oleh lembaga pendidikan demi menciptakan lingkungan kampus yang sehat dan mendukung. 

Untuk mengatasi masalah ini; Universitas Gadjah Mada, melalui kerja sama antara Direktorat Kemahasiswaan, Tim Health Promoting University, dan Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual dengan bangga mengumumkan pelaksanaan “Pelatihan Anti-Toxic Relationship bagi Mahasiswa.” Kegiatan ini diselenggarakan dalam 4 (empat) batch, mengingat kegiatan ini terbuka bagi seluruh mahasiswa berbagai jenjang. Batch pertama diselenggarakan pada Rabu, 27 September 2023 di ruang Seminar Timur, Gedung BF, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

Pelatihan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih baik tentang hubungan toksik dan bagaimana menghindarinya serta bagaimana membangun hubungan dan komunikasi yang sehat dan bermakna di lingkungan kampus, termasuk bijak dalam bermedia sosial. Dalam pelatihan ini, terdapat sesi untuk peserta melakukan asesmen diri psikologi untuk mengetahui apakah saat ini telah memiliki hubungan yang sehat atau justru toksik dengan seseorang tanpa disadari, baik itu teman maupun pasangan. Peserta juga akan diberikan akses kepada sumber daya dan dukungan yang dapat membantu mereka dalam membangun hubungan yang sehat, termasuk konseling dan layanan kesehatan mental di kampus.

Adapun tim yang membuat materi adalah:

1. Definisi, Konsep, dan Variasi Hubungan Toksik oleh 

  • Sri Wiyanti Eddyono, S.H., L.LM., (HR), Ph.D. (Fakultas Hukum)
  • Dr. Dewi Haryani Susilastuti (Sekolah Pascasarjana)

2. Bijak dalam Bermedia Sosial oleh

  • Ratna Noviani, S.IP., M.Si., Ph.D.(Sekolah Pascasarjana)
  • Elok Santi Jesica, M.A. (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik)
  • Mashita Phitaloka Fandia Purwaningtyas, M.A. (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik)

3. Dampak dan Pencegahan Hubungan Toksik oleh

  • Prof. Dra. Yayi Suryo Prabandari, M.Si., Ph.D. (Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan)
  • Restu Tri Handoyo, S. Psi., M.Psi., Ph.D., Psikolog (Fakultas Psikologi)
  • dr. Bagas Suryo Bintoro, Ph.D. (Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan)

4.Asesmen Diri dalam Hubungan Tidak Sehat oleh Center of Public Mental Health Fakultas Psikologi

5. Fasilitas Support System dari UGM oleh

  • Desi Yulianti, S.E., M.Acc. (Direktorat Kemahasiswaan)
  • Harto Gunarto, S.T. (Direktorat Kemahasiswaan)
  • Dr. Supriyati, S.Sos., M.Kes (Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan)

UGM memprioritaskan kesejahteraan mahasiswa dan menyediakan sumber daya untuk membantu mereka dalam perjalanan mereka; mempersiapkan mereka tidak hanya dalam aspek akademik, tetapi juga dalam aspek personal dan interpersonal yang membentuk individu berkualitas. Peserta pelatihan tiba dengan penuh semangat dan keinginan untuk memahami lebih dalam tentang hubungan yang sehat dan toksik.

“Acaranya baguss banget.. dan saya pribadi sangat dapet pencerahan terkait toxic relationship yg saya alami,” ungkap Nur Laili, mahasiswa jenjang sarjana dari fakulas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam angkatan 2019.

Dengan pelatihan ini, diharapkan dapat mendorong para mahasiswa untuk mengambil langkah proaktif dalam memahami pentingnya hubungan yang sehat dalam kehidupan mereka.

Penulis: Vita

Kunjungan Benchmarking Unit Pelaksana Teknis Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan Lingkungan Universitas Diponegoro (UPT K3L Undip)

Universitas Gadjah Mada menerima kunjungan studi banding dari Unit Pelaksana Teknis Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan Lingkungan Universitas Diponegoro (UPT K3L Undip) pada Jumat, 25 Agustus 2023 pukul 10.00 s.d. 16.00. Maksud dan tujuan studi banding adalah untuk mempelajari tata kelola kampus sehat, tata kelola persampahan domestik dan limbah B3, serta tata kelola keselamatan kerja dan limbah B3. Oleh karena itu, Tim Health Promoting University (HPU) juga menggandeng Direktorat Aset dan Kantor Keamanan, Kedaruratan, Keselamatan Kerja, dan Lingkungan (K5L).

Kegiatan studi banding ini dibuka dengan sambutan Kepala Biro Pelayanan Kesehatan Terpadu, Dr. dr. Andreasta Meliala, M.Kes. dan Ketua UPT K3L Undip, Bina Kurniawan, M.Kes. di Ruang Multimedia 2, Gedung Pusat UGM. Penyampaian best practice dilakukan secara dua sesi, yaitu sesi presentasi dan sesi kunjungan lapangan. Sesi presentasi diberikan oleh:

  1. Ketua Tim HPU UGM terkait program kampus sehat,
  2. Kepala Kantor K4L terkait keselamatan kerja dan lingkungan, dan
  3. Kasubdit Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Direktorat Aset terkait persampahan

Sedangkan pada sesi kunjungan lapangan, rombongan tamu diajak mengunjungi lokasi-lokasi berikut:

  1. Tempat Pengelolaan Sampah di Fakultas Biologi dipandu oleh Soenarwan Hery Purwanto,
    S.Si, M.Kes dari Fakultas Biologi dan Koordinator Persampahan Direktorat Aset
  2. TPS Limbah B3 di dekat Fakultas Kedokteran Gigi dipandu oleh Koordinator bidang Keselamatan Kerja dan Linkungan Kantor K4L
  3. Posko Kedaruratan dipandu oleh Koordinator bidang Kedaruratan Kantor K4L
  4. Wellness Center Fakultas Ilmu Sosial dan Politik dipandu oleh staf setempat

Diharapkan kegiatan benchmarking tersebut dapat digunakan untuk perbaikan implementasi di masa yang akan datang.

Pelatihan Kader Posbindu PTM untuk Pegawai Kantor Pusat

POSBINDU-PTM merupakan salah satu pelayanan kesehatan berbasis masyarakat yang umumnya dilaksanakan di lingkungan tempat tinggal. POSBINDU-PTM tersebut biasanya dilaksanakan pada jam kerja, sehingga pelaksanaan POSBINDU-PTM di tempat kerja menjadi penting untuk menjangkau para karyawan. UGM merupakan tempat kerja bagi lebih dari 3000 dosen dan 2000 tenaga kependidikan serta staf pendukung yang berperan penting dalam peningkatan kualitas UGM sebagai institusi pendidikan. Keberadaan POSBINDU-PTM sangat diperlukan untuk mendeteksi tanda dan gejala awal gangguan kesehatan seperti sindrom metabolik, tekanan darah, kadar gula darah, dan kadar lemak darah yang tinggi. Apabila terlaksana dengan baik, hasil pemeriksaan ini sangat membantu seluruh pegawai UGM untuk memantau status kesehatannya sehingga mampu menjadi pegawai yang produktif dan prima dalam jangka waktu yang lebih panjang.

Sebagai Health Promoting University (HPU), Universitas Gadjah Mada telah mengembangkan  Posbindu PTM di beberapa fakultas dan menjadi bagian dari Pokja Literasi Kesehatan HPU UGM. Lalu bagaimana dengan pegawai yang tidak bekerja di Fakultas? Untuk itu, HPU bekerjasama dengan Unit Pengabdian Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan mengadakan Pelatihan Kader Posbindu untuk para pegawai dari lingkungan Kantor Pusat antara lain Direktorat-direktorat, LPPT, PK4L, PIAT, SPI dan lainnya. Para kader ini nantinya akan menjadi pelaksana kegiatan Posbindu PTM untuk seluruh SDM di lingkungan kantor pusat UGM pada bulan-bulan selanjutnya.

Pelatihan diadakan dua hari, yaitu Selasa-Rabu, 15 – 16 Agustus 2023, dengan metode daring saat pemaparan teori dan luring di ruang Seminar Timur Fakultas Ilmu Sosial dan Politik untuk latihan dan praktik. Kegiatan tersebut berupa pengukuran antropometri (BB, TB), tekanan darah, dan skrining faktor risiko penyakit tidak menular (cek gula darah, asam urat, kolesterol), serta P3K. Praktik dilakukan dengan membagi peserta ke dalam 5 (tim) untuk mendapatkan penjelasan secara rotasi mengenai fungsi sistem lima meja, yaitu Registrasi, Anamnesis, Pengukuran Antropometri, Pemeriksaan Klinis dan Biokimia, dan Identifikasi Faktor Resiko PTM. Total 31 peserta mengikuti pelatihan dengan antusias dan semangat.

Buku Saku Pelaporan, Pencegahan, dan Penanganan Kekerasan Seksual di Kampus

Buku saku ini meringkas isi Peraturan Rektor No. 1/2023 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual oleh Masyarakat UGM dan memudahkan kamu untuk memahami pencegahan dan penanganan segala bentuk kekerasan seksual yang terjadi di lingkungan kampus UGM.
Buku Saku Pelaporan, Pencegahan, dan Penanganan Kekerasan Seksual di Kampus

Tapi kalau kamu ingin membaca peraturannya untuk mendapatkan informasi dan pengetahuan yang lebih komprehensif, silakan baca/unduh di sini.

UGM Rilis Platform ChatBot Lintang Wujud Komitmen Kampus Terhadap Kesehatan Mental Sivitas Akademika

Universitas Gadjah Mada memiliki komitmen kuat menjadi perguruan tinggi yang nyaman, aman, inklusif, serta bertanggung jawab sosial. Salah satu yang dilakukan adalah mengembangkan platform kesehatan mental yakni ChatBot Lintang. Platform ini memfasilitasi seluruh sivitas akademika untuk mengomunikasikan pesan terkait kesehatan mental dan kekerasan.

ChatBotLintang diluncurkan secara langsung oleh Rektor UGM, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med., Ed., Sp.OG(K). Ph.D., Rabu (26/7) di Balai Senat UGM bersamaan dengan Seminar Kesehatan Mental. Dalam kesempatan itu rektor mengapresiasi pengembangan ChatBot Lintang untuk mewujudkan kesehatan mental sivitas akademika UGM.

“Kami menyambut baik inovasi yang dilakukan teman-teman untuk penyehatan kita semua khususnya kesehatan mental dengan menciptakan ruang komunikasi ChatBot Lintang,” ucapnya.

Kehadiran platform ini diharapkan Rektor bisa memberikan ruang komunikasi yang aman. Pasalnya, ruang komunikasi ini dijamin kerahasiaanya serta dapat memberikan perlindungan bagi kesehatan mental dan tindak kekerasan lainnya. Tak hanya itu, diharapkan juga bisa membentuk komunitas yang peduli, responsif, dan mengasah empati terhadap permasalahan yang muncul di lingkungan akademis terutama yang berdampak bagi kesehatan mental.

Sementara Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Pengajaran, Prof. Dr. Wening Udasmoro, S.S., M.Hum., DEA., menyampaikan bahwa keinginan UGM mewujudkan kampus yang sehat, aman dan inklusif tertuang secara jelas dalam rencana strategis (renstra) UGM 2022-2027. Aspek kesehatan mental menjadi salah satu poin yang perlu menjadi perhatian bersama, selain kesehatan secara fisik, sosial, ideologis, maupun spiritual.

“Setiap generasi berhak untuk mendapatkan dukungan untuk meraih kesehatan di segala apsek tersebut. UGM pun telah menyediakan fasilitas untuk mendukung kesehatan termasuk mental dengan adanya psikolog di GMC, Unit Konsultasi Psikologi Fakultas Psikologi UGM, dan RSA UGM,”terangnya saat membuka Seminar Kesehatan Mental.

Wening mengatakan upaya mewujudkan kampus sehat baik mulai promotif, preventif, maupun kuratif terus digalakkan UGM, antara lain dengan pengembangan ChatBot Lintang oleh tim tim Health Promoting University (HPU) UGM. Karenanya ia mengapresiasi adanya ChatBot Lintang dan diharapkan mampu mendukung upaya UGM dalam mewujudkan kampus sehat bagi seluruh warganya. Upaya menciptakan kampus yang sehat yang dilakukan UGM ini sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) dalam menjamin kehidupan sehat dan sejahtera bagi semua orang.

Sementara Ketua tim pengembang ChatBox Lintang, dr. Fatwa Sari Tetra Dewi, menjelaskan bahwa ChatBot Lintang menjadi saluran untuk memfasilitasi komunikasi antar individu. LintangBot ini dikembangkang dengan kecerdasan buatan sehingga mampu merespons kata-kata kunci terkait gejala stres maupun kecemasan.

LintangBot dilengkapi dengan sejumlah fitur pendukung. Salah satunya adalah fitur swaperiksa untuk mengidentifikasi kondisi kesehatan mental individu. Lalu, fitur direktori layanan kesehatan mental untuk pengarahan pengguna agar terhubung dengan profesional. Berikutnya, fitur psikoedukasi dan juga dilengkapi tips praktis untuk pengguna.

Pengembangan ChatBot Lintang ini berawal dari keprihatinan terhadap persoalan yang banyak dialami oleh mahasiswa terutama soal kesehatan mental dan kekerasan. Beragam persoalan seperti stres, kecemasan, depresi, dan kasus kekerasan lainnya seringkali mempengaruhi kesejahteraan mental dan akademik mahasiswa. Namun, seringkali mahasiswa menghadapi kesulitan dalam menemukan media percakapan yang aman dan nyaman untuk berbagi pengalaman, mencari dukungan, dan menemukan solusi yang sesuai.

“UGM melalui tim Health Promoting University (HPU) UGM khususnya pokja Literasi pun bergerak untuk mencari solusi inovatif dan memberikan cara baru untuk mengkomunikasikan pesan-pesan penting terkait dengan kesehatan mental dan kekerasan,” tuturnya.

LintangBot dapat diakses melalui tautan https://bot.ugm.ac.id/s/lintangbot oleh seluruh civitas akademika, baik itu dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa. Dengan adanya LintangBot diharapkan mampu menjadi alternatif ruang konsultasi yang aman dan nyaman. Selain itu juga sebagai langkah deteksi dini adanya masalah kesehatan mental serta meningkatkan literasi kesehatan mental. Dengan adanya chatbot, serta penambahan jumlah psikolog di Fakultas/Sekolah dan GMC, civitas akademika yang mengalami masalah kesehatan mental dapat menemukan saluran terbaiknya untuk menangani permasalahan kesehatan mental yang dialami.

ChatBot Lintang dikembangkan Fatwa bersama dengan Anis Fuad, S.Ked., DEA dari Departemen Biostatistik, Epidemiologi dan Kesehatan Populasi FK-KMK UGM, Bimo Sunarfri Hantono, ST., M.Eng dari Departemen Teknik Elektro dan Informatika, Fakultas Teknik, UGM, Diana Setiyawati, S.Psi., MHSc., Ph.D., Psikolog dari Fakultas Psikologi UGM, Dr. Pujiharto, M.Hum dari Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, UGM, Ariani Arista Putri Pertiwi, S.Kep., NS., MAN., DNP dari Departemen Keperawatan Dasar dan Emergensi FK-KMK UGM, Aditya Lia Ramadona, Ph.D dan Vena Jaladara, S.K.M., MPH dari Departemen Perilaku Kesehatan, Lingkungan, Kedokteran Sosial FK-KMK UGM, Tim CPMH UGM dan Tim DSSDI UGM.

Dalam kesempatan itu turut digelar seminar kesehatan mental yang dilaksanakan dalam dua sesi. Sesi pertama menghadirkan Ketua Tim Kerja Promosi Kesehatan Jiwa dan Kemitraan, Direktorat Kesehatan Jiwa Dirjen Kesehtaan Masyarakat Kemenkes, Dr. Lucia Maya Savitri, MARS., yang banyak memaparkan tentang perkembangan persoalan kesehatan jiwa pada usia porduktif di Indonesia. Menurutnya, masalah kesehatan jiwa dapat memengaruhi seluruh kelompok usia termasuk usia produktif yang menjadi bonus demografi di masa akan datang. Oleh sebab itu, menciptakan ketahanan mental melalui dukungan kebijakan kesehatan jiwa di kampus dan layanan kesehatan jiwa yang terintegrasi program kampus sehat dan kolaborasi dengan sektor lain penting dilakukan. Kolaborasi diperlukan sebab masalah kesehatan jiwa tidak hanya menjadi tanggung jawab di sektor kesehatan saja, tetapi juga peran aktif dari sektor lain dan masyarakat

Sementara Inspektur Jendral Kemendikbud, Dr. Chatarina Muliana, S.H., S.E., M.H., menyampaikan tentang beragam upaya yang bisa dilakukan pendidikan tinggi untuk membentuk proses pendidikan yang sehat jiwa. Salah satunya kebijakan pimpinan perguruan tinggi sebaiknya bisa mendorong pencegahan dan penanganan kekerasan. Antara lain dengan mengembangkan program pencegahan dan penanganan kekerasan di lingkungan kampus. Lalu, mengembangkan relasi sehat dan setara antara mahasiswa, dosen, dan tenaga pendidik serta sosialisasi tentang kekerasan bagi warga kampus secara berkala. Harapannya berbagai cara tersebut nantinya bisa meujdukan kampus yang aman, nyaman, dan sehat.

Berikutnya di sesi 2 seminar menghadirkan dr. Fatwa Sari Tetra Dewi, MPH., Ph.D., dari Pokja Literasi Kesehatan HPU UGM yang memaparkan tentang pengembangan ChatBot Lintang. Lalu, Diana Setiyawati, S.Psi., MHSc, Ph.D., Psikolog., yang menyampaikan tentang mempromosikan strategi kreatif dalam penanganan kesehatan pematl dalam menciptakan lingkungan kampus inklusif dan peduli.

Penulis: Ika

Repost from: https://ugm.ac.id/id/berita/ugm-rilis-platform-chatbot-lintang-wujud-komitmen-kampus-terhadap-kesehatan-mental-sivitas-akademika/

Webinar: Mewujudkan Kampus yang Bebas dari Perundungan

Apakah rekan-rekan sekalian tahu tentang tiga dosa besar pendidikan? Tiga dosa tersebut adalah (1) perundungan, (2) kekerasan seksual, dan (3) intoleransi. Untuk lebih mengenal mengenai perundungan di lingkungan pendidikan tinggi, HPU UGM menyelenggarakan Webinar  bertajuk “Mewujudkan Kampus Bebas Perundungan” pada Kamis, 6 Juli 2023 pukul 09.00-12.00 WIB bagi dosen dan tenaga kependidikan. Webinar ini dimoderatori oleh Dr. Dewi Haryani Susilastuti selaku anggota Pokja HPU Zero Tolerance pada Kekerasan, Perundungan, dan Pelecehan. Adapun topik dan pembicara webinar tersebut berikut:

  1. “Tiga Dosa Besar Perguruan Tinggi dalam Konteks Perundungan” oleh Dr. Chatarina Muliana, S.H., S.E., M.H. (Irjen Kemendikbudristek)
  2. “Mengenal Perundungan dan Perundungan siber di Perguruan Tinggi” oleh Desintha Dwi Asriani, S.Sos., M.A., Ph.D. (Dosen Sosiologi UGM) 
  3. “Rencana aksi strategis bagi Dosen dan Tenaga Kependidikan di Lingkungan UGM” oleh Sri Wiyanti Eddyono, S.H.,LL.M.(HR).,Ph.D (Ketua Pokja HPU Zero Tolerance pada Kekerasan, Perundungan, dan Pelecehan)

“Kita ingin mewujudkan kampus yang aman, nyaman, dan membahagiakan, tidak ada perundungan. Semoga apa yang disampaikan bisa memberikan manfaat dan informasi tambahan yang bisa disebarkan lebih lanjut di tingkat fakultas maupun universitas,” ucap Ketua HPU UGM, Prof. Dra. Yayi Suryo Prabandari, M.Si. dalam sambutannya.

Webinar ini ditayangkan juga secara live streaming melalui Youtube karena keterbatasan jumlah peserta di Zoom Meeting sebab diikuti oleh lebih dari 500 peserta. Ibu Chatarina selaku Irjen Kemendibudristek hadir secara terpisah sedangkan kedua pembicara dan moderator dari UGM hadir di studio Academic Production House milik Pusat Inovasi dan Kajian Akademik.

Chatarina menerangkan bahwa kampus perlu menaruh perhatian terhadap kasus perundungan dan menyediakan sistem pendukung untuk penanganan perundungan di kampus. Dukungan yang dimaksud, terangnya, meliputi aspek tata kelola penanganan, dukungan kepada korban, hingga pemberian sanksi.  “Kita tidak bisa menganggap kasus perundungan masalah yang simpel dan menjadi bagian dari budaya kita, terutama saat ospek berlangsung. Ini merupakan pelanggaran asas dan prinsip penyelenggaraan pendidikan tinggi,” ucapnya.

Pada kesempatan yang sama Desintha memberikan paparan terkait fenomena perundungan di kalangan remaja, termasuk salah satunya tren perundungan siber. Ia juga berbicara terkait fenomena perundungan dalam perspektif sosiologi dan gender, serta mekanisme struktural dan mekanisme kultural dalam penanganan dan perlindungan kasus perundungan yang kerap berbenturan. “Ini yang sering kali menjadi dilema, ada hukum formal yang sifatnya memaksa dan universal, tapi juga ada situasi dalam masyarakat yang secara kultural dipakai juga. Menemukannya seperti apa, ini yang sering kali menjadi tantangan,” ucapnya.

Pertanyaan kepada pembicara dibuka melalui kolom chat dan peserta sangat antusias dalam memberikan pertanyaann. Salah satunya adalah bagaimana mengatasi perundungan yang dilakukan oleh atasan yang dianggap oleh atasan sebuah gurauan atau candaan? Sri Wiyanti Eddyono, atau yang akrab disapa Bu Iyik, menjelaskan bahwa kita bisa membalas dengan nada gurauan juga tapi sambil menjelaskan bahwa kita tidak nyaman dan jika diteruskan bisa termasuk perundungan. Beliau juga memaparkan temuan Survei Persepsi Perundungan UGM 2022.

 

(Penulis: Vita)

Peningkatan Kapasitas Pusat Keamanan, Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan Lingkungan (PK4L) dalam penanganan kesehatan mental.

UGM melalui Direktorat Sumber Daya Manusia menyelenggarakan pelatihan Peningkatan Kapasitas Pusat Keamanan, Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan (PK4L) dalam penanganan kesehatan mental. Pelatihan kesehatan mental diselenggarakan dalam dua batch, tanggal 22 dan 26 Juni 2023. Adapun kegiatan tersebut diikuti koordinator dan anggota PK4L di seluruh fakultas/sekolah, kantor pusat UGM, dan UGM Residence.

Kegiatan menghadirkan beberapa narsumber yang menyampaikan paparan tentang persoalan kesehatan mental di kampus. Salah satunya, Kepala PK4L, Arif Nurcahyo, S.Psi., M.A., yang memaparkan peran penting PK4L dalam mengatasi persoalan kesehatan mental. Oleh sebab itu, perlu peningkatan pemahaman dan pelatihan untuk melakukan berbagai upaya pencegahan permasalahan kesehatan mental.

Dalam kesempatan tersebut Arif juga menyampaikan prinsip-prinsip dasar pertolongan psikologis pertama. Selain itu, ia juga menjelaskan tentang prosedur menghadapi kedaruratan dalam upaya menyakiti diri atau orang lain atau bunuh diri. Turut didiskusikan cara-cara menyikapi laporan upaya bunuh diri dan orang lain.

Kegiatan pelatihan ini digelar untuk mendukung upaya dalam mewujudkan kampus sehat, termasuk kesehatan mental bagi seluruh sivitas UGM. Kesehatan mental merupakan satu dari delapan program Health Promoting University (HPU) yang diinisasi sejak tahun 2019 silam.

Selain kesehatan mental, program HPU lainnya adalah literasi kesehatan, peningkatan aktivitas fisik, pola makan sehat, zero tolerance terhadap kekerasan, perundungan dan pelecehan, zero tolerance narkoba, tembakau, dan alkohol, serta pembentukan lingkungan hidup sehat, aman dan disabled friendly, serta kesehatan reproduksi. Tak hanya itu, kegiatan ini juga seiring dengan komitmen UGM dalam mendorong pencapaian pembangunan berkelanjutan (SDGs), khususnya poin 3 yakni menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua orang di segala usia.

 

Penulis: Ika

Foto: Dok. Direktorat SDM UGM

 

Repost from: https://ugm.ac.id/id/berita/ugm-gelar-pelatihan-penanganan-kesehatan-mental/

Tingkatkan Inklusivitas Layanan, UGM Inisiasi Pelatihan Bahasa Isyarat bagi Tenaga Kependidikan

Untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik yang inklusif di lingkungan Universitas Gadjah Mada, Bagian Humas dan Protokol UGM mengadakan Pelatihan Bahasa Isyarat bagi tenaga kependidikan dari seluruh fakultas dan unit kerja, Senin (26/6) di Gedung Pusat UGM. Pelatihan ini diselenggarakan bekerja sama dengan Pusat Bahasa Isyarat Indonesia (Pusbisindo).

“UGM secara filosofis, strategis, dan praktis berusaha untuk mengembangkan dan terus meningkatkan fasilitas serta peran UGM sebagai kampus inklusif. Hari ini akan diperkenalkan tentang Bahasa Isyarat, dan selanjutnya mungkin akan ada pelatihan yang lebih mendalam,” terang Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Bagian Humas dan Protokol UGM, Dina W. Kariodimedjo, S.H., LL.M., Ph.D.

Pengembangan layanan yang inklusif bagi seluruh kalangan, termasuk para difabel, sejalan dengan komitmen UGM terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (TPB/SDGs), terutama TPB 4: Pendidikan Berkualitas serta TPB 16 Perdamaian, Keadilan dan Kelembagaan yang Tangguh.

TPB 4 menjamin kualitas pendidikan yang inklusif dan merata serta meningkatkan kesempatan belajar sepanjang hayat untuk semua, sedangkan TPB 16 bertujuan untuk menguatkan masyarakat yang inklusif dan damai untuk pembangunan berkelanjutan, menyediakan akses keadilan untuk semua, dan membangun kelembagaan yang efektif, akuntabel, dan inklusif di semua tingkatan.

“UGM memiliki mahasiswa, dosen, serta tenaga kependidikan difabel, dan Bapak Ibu yang hadir ini adalah ujung tombak yang nanti akan memberikan layanan kepada pihak yang membutuhkan. Semoga apa yang kita upayakan ini betul-betul bisa memberikan manfaat bagi teman-teman difabel dan juga bagi peningkatan layanan inklusif di UGM yang perlu kita dukung bersama,” papar Dina.

Usai pertemuan pertama ini, rencananya akan dilakukan pelatihan yang lebih intensif selama sebelas kali pertemuan untuk memperdalam pemahaman dan penguasaan bahasa isyarat. “Harapannya pelatihan ini bisa berlanjut dan berkelanjutan dan semoga bisa menunjang cita-cita UGM untuk menjadi kampus yang inklusif,” kata Shafa, salah satu peserta dari Fakultas Pertanian.

Selain tenaga kependidikan, kegiatan kali ini juga diikuti sejumlah mahasiswa. “Terima kasih kepada Humas dan Protokol yang sudah menyelenggarakan pelatihan ini. Dengan adanya pelatihan ini saya sebagai mahasiswa tahu bahwa kita juga harus mempersiapkan kampus yang inklusif bagi penyandang disabilitas,” tutur Angga, perwakilan dari Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM KM) UGM.

Penulis: Gloria

Repost from: https://ugm.ac.id/id/berita/tingkatkan-inklusivitas-layanan-ugm-inisiasi-pelatihan-bahasa-isyarat-bagi-tenaga-kependidikan/

Kunjungan Studi Banding dari HPU Universitas Respati Yogyakarta

Tim Health Promoting University Universitas Gadjah Mada (HPU UGM) menerima kunjungan studi banding dari Tim Health Promoting University Universitas Respati Yogyakarta (HPU Unriyo) pada Selasa (13/06/2023). Kegiatan tersebut dilaksanakan secara luring di Ruang Sidang I, Lantai 2 Sayap Selatan, KPTU UGM. Dari Unriyo, hadir  Wakil Rektor Non-Akademik, Dr. Setyanto, DEA, Ketua HPU Unriyo, Wahyu Rochdiat, M.Kep. Ns., Sp.Kep.J., bersama jajaran tim. Dari UGM, rombongan disambut oleh Kepala Subdirektorat Pengadaan dan Remunerasi, Doni Agus Wijayanto, S.E., M.M., mewakili Direktur Sumber Daya Manusia.

Terdapat 2 (dua) materi studi banding yang disampaikan, yaitu:

  1. “Gambaran dan Manajemen HPU di UGM” oleh dr. Bagas Suryo Bintoro, Ph.D selaku Manajer Operasional Pokja HPU, dan
  2. “Pemberdayaan untuk Keberlangsungan HPU” oleh Dr. Supriyati, S.Sos., M.Kes selaku Sekretaris Tim HPU

Hadir pula perwakilan Pokja yaitu  Bapak Gumilang Aryo Sahadewo, S.E., M.A., Ph.D selaku Koordinator Pokja Zero Tolerance Alkohol, Tembakau, dan Obat-obatan , Bapak Aditya Lia Ramadona, S.Si., M.Sc. dari Pokja Literasi Kesehatan, Ibu Widyawati, S.Kep., M.Kes., Ph.D. dari Kesehatan Reproduksi serta tim HPU UGM lainnya.

Bapak Setyanto mengucapkan terima kasih bahwa Unriyo mendapat kesempatan untuk ikut serta dalam Program Pengembangan dan Penguatan HPU tahun 2021 oleh Kemenkes dan UGM. Dengan Bapak Wahyu Rochdiyat sebagai ketua baru, diharapkan kunjungan ini dapat memberikan ide-ide segar bagi Tim HPU Unriyo dalam mengembangkan HPU.

Menjawab pertanyaan Pak Wahyu mengenai bagaimana implementasi HPU melalui tridharma pendidikan oleh fakultas yang bukan fakultas kesehatan, Ibu Supriyati memberi contoh Massive Open Online Course (MOOC) terkait kesehatan mental oleh fakultas psikologi yang dapat diikuti oleh siapa saja sesuai dengan semangat Merdeka Belajar Kurikulum Merdeka. Ke depannya akan ada MOOC yang berkaitan dengan tema HPU lainnya.

 

UGM Raih Bintang Lima Healthy University Rating System 2022 dari AUN-HPN

Universitas Gadjah Mada (UGM) berhasil meraih skor bintang lima pada Healthy University Rating System (HURS) 2022 dari ASEAN University Network-Health Promotion Network (AUN-HPN). Piagam dan piala penghargaan atas raihan skor tersebut diserahkan secara langsung oleh President of Mahidol University (Prof. Banchong Mahaisavariya, M.D.) kepada Rektor UGM (Prof. dr. Ova Emilia, M.Med., Ed., Sp.OG(k)., Ph.D.) didampingi oleh Chair of the Committee on HURS Development (Prof. Dr. Chartchalerm Isarankura-Na-Ayudhya) dan Ketua Health Promoting University UGM (Prof. Dra. Yayi Suryo Prabandari, M.Si., Ph.D.) pada Selasa (05/03).

Hal tersebut menunjukkan UGM menjadi kampus sehat yang diakui di tingkat ASEAN. Penilaian dalam HURS 2022 dilakukan terhadap 22 kategori dalam Healthy University Framework yang terbagi dalam tiga kategori utama yakni sistem dan infrastruktur yang mendukung dalam mewujudkan kampus sehat, zero tolerence terhadap perilaku yang membahayakan kesehatan, dan promosi kesehatan oleh perguruan tinggi.

Berdasarkan keterangan dari Prof. Dr. Chartchalerm Isarankura-Na-Ayudhya, jumlah perguruan tinggi se-Asia Tenggara yang berpartisipasi dalam HURS berjumlah 25 (dua puluh lima) kampus, di antaranya 5 (lima) kampus berasal dari Indonesia termasuk UGM.

Beliau mengapresiasi praktik promosi kesehatan yang telah dilakukan UGM. Menurutnya, berdasarkan bukti-bukti yang dikoleksi dari berbagai website yang dimiliki UGM, diketahui praktik yang sangat baik terutama mengenai keseimbangan nutrisi untuk mahasiswa dan staf, medical check-up dan konseling, serta banyaknya fasilitas untuk penyandang disabilitas. “Skor total yang diperoleh UGM secara angka adalah 899 dari 1000 poin. Jadi UGM masih bisa meningkatkan capaiannya menjadi bintang lima plus. Pemeringkatan HURS dilakukan secara tahunan dan akan dimulai lagi pada Agustus 2023,” ujarnya.

Sebelumnya, pada Kamis (23/02), UGM menerima surat dari Director of ASEAN Institute for Development mengenai hasil evaluasi atas pengisian HURS yang dilakukan beserta summary report. UGM akan terus berupaya untuk mempertahankan capaian ini serta meningkatkan aspek-aspek yang dinilai masih kurang dalam report tersebut.

Penulis: Vita