Sehubungan dengan program Leadership Project SP2KM 2022 dari Direktorat Kemahasiswaan, beberapa HPU Ambassador mengajukan proposal dengan tema “GamaFit: Pola Hidup Sehat Gen Z sebagai Peningkatan Produktivitas Generasi Penerus Bangsa.” GamaFit sendiri merupakan kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran mahasiswa, khususnya mahasiswa asrama UGM Residence, untuk menerapkan pola hidup sehat seperti pola makan teratur, asupan bernutrisi, istirahat yang cukup, dan beraktivitas fisik.
Salah satu rangkaian kegiatan dalam program tersebut adalah talkshow #1 yang bertajuk “How to do Physical Activity and Manage a Good Diet” yang diselenggarakan pada Minggu, 5 Juni 2022 secara daring. Talkshow #1 tersebut diisi dengan sosialisasi olahraga sederhana yang baik dan benar oleh Dr. dr. Dicky Moch. Rizal, M.Kes, Sp.And, AIFM selaku Ketua Pokja HPU Aktivitas Fisik materi nutrisi dan menu makan sehat serta edukasi oleh Prof. Dr. Ir. Endang S.Rahayu, M.S selaku Ketua Pokja HPU Pola Makan Sehat.
Materi aktivitas fisik dibuka dengan pertanyaan apa arti SEHAT itu? SEHAT di sini akronim dari SEimbang nutrisi makanan, Hati yang lapang dengan mental, spiritual, dan sosial yang baik, aktivitas fisik, dan tidur cukup. Sehat tidak hanya cukup sehat jasmani saja, tetapi juga perlu sehat secara rohani dan sosial agar seimbang. Tujuan dari mengapa kita harus sehat adalah agar dapat berkarya dan berprestasi, dapat bersosialisasi dengan baik di masyarakat, dan menurunkan kesakitan dan kematian yang disebabkan oleh penyakit.
Tujuan dari melakukan aktivitas fisik sendiri adalah
• Untuk mencegah terkena penyakit,
• Memperbaiki atau meningkatkan fungsi tubuh,
• Mencegah depresi/kecemasan karena mahasiswa saat ini rentan terhadap depresi dan kecemasan,
• Untuk bersosialisasi, dan
• Untuk mencapai prestasi.
Selanjutnya, pemaparan mengenai cara-cara yang dapat dilakukan untuk mengukur kebugaran tubuh yaitu dengan Rock Pot, Six minutes walking test, Harvard step test, Ergocycle, dan memakai treadmill. Ketika akan melakukan aktivitas fisik tersebut, mahasiswa perlu mempertimbangkan kondisi fisik masing-masing dan kapasitas olahraga yang mampu dilakukan.
Beralih pada materi kedua, materi kali ini membahas mengenai pola makan yang sehat untuk mahasiswa. Indonesia telah berkomitmen untuk ikut dalam program SDGs yang di dalamnya termasuk peningkatan perbaikan pola makan dan hidup sehat. Kemudian, upaya tersebut juga masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2020-2024 untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Konsep konsumsi pangan di Indonesia dari ahun ke tahun mengalami peningkatan kualitas program, seperti tahun 1950 dengan Konsep 4 sehat 5 sempurna, kemudian tahun 1994 dengan konsep Pola Pangan Harapan (PPH), 2014 dengan aturan Pedoman Gizi Seimbang, dan 2019 dengan konsep EAT lancet (Pola Makan Sehat dan Kesehatan Lingkungan). Progres dari PPH ini memang sukses, tetapi konsumsi padi-padian, minyak dan lemak, dan gula berlebih kemudian berkorelasi dengan meningkatnya penyakit diabetes tipe 2. Melihat hal tersebut, pemerintah perlu melakukan evaluasi terhadap konsep PPH ini dan pola makan masyarakat.
Bagaimana cara mengetahui jika gizi kita berimbang? Caranya yaitu dengan mengukur BMI yaitu berat badan dibagi tinggi badan kuadrat. Apabila hasilnya kurang dari 18,5, maka masuk ke dalam kategori berat badan kurang karena berat badan normal ada pada angka 18,5 – 22,9. Survei yang dilakukan oleh Prof. Endang kepada mahasiswa FTP, Fakultas Teknik, dan Mahasiswa Sosial Humaniora yang indekos menunjukkan jika makanan yang dikonsumsi kurang seimbang dan kurang minum air putih. Juga kurangnya jam tidur dari yang direkomendasikan yaitu 8 jam sehari. Akibatnya, keluhan seperti kantuk berlebih, nyeri otot, sulit berkonsentrasi, merasa tidak nyaman, dan lemas
paling sering dirasakan oleh para mahasiswa. Uniknya, dari data penelitian 3 kelompok mahasiswa tersebut membuktikan jika konsumsi makanan hewani sudah memenuhi batas cukup. Hal ini menunjukkan jika mahasiswa sering makan dengan lauk jenis ayam, baik ayam goreng, ayam geprek, dan ayam penyet yang menjadi alternatif makanan mahasiswa. Solusi untuk mengatasi kurang seimbangnya gizi mahasiswa yaitu dengan membuat variasi makanan dan menambah sayur serta buah. Cara yang bisa dilakukan yaitu dengan aturan “Isi Piringku” dengan komposisi Nasi dan sayur seimbang, ditambah lauk pauk, buah-buahan dan air putih 8 gelas sehari, serta dibarengi dengan aktivitas fisik 30 menit perhari.
Betapa pentingnya pola hidup sehat dan pola makan yang seimbang serta bergizi bagi mahasiswa. Hal ini karena aktivitas mahasiswa yang beragam dan kadang melewatkan makan, kurang bergerak, dan kurangnya jam tidur. Apabila hal ini diabaikan dan terus-terusan dilakukan, maka bisa menyebabkan keluhan-keluhan fisik seperti hasil penelitian yang dilakukan oleh Prof. Endang. Keluhan tersebut dapat menjadi penyakit yang serius dan menghambat aktivitas mahasiswa, maka dari itu ayo mulai menata kembali pola hidup dan pola makan kita agar dapat menjadi mahasiswa yang cerdas, berprestasi, dan sehat.
Penulis: Rizky Pramudya
Penyunting: Vita